Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2010

percakapan.

A: aku telah mencintainya sebisa yang aku mampu. tak seorang pun dapat menentang, besarnya aku mencintaimu. B: pertanyaanku, kenapa kau habiskan energimu untuk sesuatu seperti cinta? haruskah mencintai begitu dalam? kalau, pada akhirnya setiap orang menjadi sedih. A: aku sangat sangat bahagia dengan kehidupanku sekarang. aku bisa tertawa lepas. B: tertawalah bersama-sama. karena, kesedihan adalah saat kau harus tertawa sendirian. A: bagaimana rasanya menjadi panutan orang? B: ...aku lelah. selalu merasa harus menjadi yang terbaik, tanpa cela. menjadi tujuan orang lain adalah beban berat yang aku tanggung karena aku takut mengecewakan orang lain. pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi kalau orang yang kamu jadikan tujuan mengecewakanmu sehingga tujuanmu hilang? A: ternyata aku enggak sehebat yang aku pikir. ternyata, aku lemah. bodoh banget kalau aku ingin diakui sebagai orang hebat. B: kamu enggak lemah, kamu cuma lupa meminta tolong. "...and the hardest part was letting go...
A: itu mimpiku. B: kamu yakin kamu bisa mewujudkannya? A: aku enggak tau. B: kamu yakin dengan kemampuanmu sekarang kamu bisa jadi keinginanmu? A: aku enggak tau. B: apa kamu sadar kalau mimpimu ini terlalu tinggi? kamu enggak takut enggak bisa mencapainya dan bakal menyesalinya nanti? A: aku enggak tau. B: kamu sedang berjudi dengan hidupmu. A: mungkin. aku enggak tau apa-apa. aku enggak tau apa yang aku lakukan ini benar atau salah. bahkan, aku enggak tau bakal jadi apa aku nanti. tapi, karena enggak tau apa-apa itulah, esok hari jadi sesuatu yang layak ditunggu-tunggu kan? lalu, tinggal kita lihat apa yang bakal terjadi. hidup yang tidak pernah dipertanyakan, sesungguhnya adalah hidup yang tidak pernah layak untuk diteruskan. -Socrates.

galau time

"aku berperang dalam hatiku: akalku berusaha menolak bayangmu.." sekarang aku disini, terjebak dalam labirin ketidakpastian. terkatung-katung mencari makna dari makna, menghindari keputusasaan bahwa hidup hanya disitu saja: mencari pintu keluar tentu saja. "aku berperang dalam hatiku: akalku berusaha menolak bayangmu, tetapi ruang kosong dalam hatiku mengundangmu setiap waktu".