Skip to main content

percakapan.

A: aku telah mencintainya sebisa yang aku mampu. tak seorang pun dapat menentang, besarnya aku mencintaimu.
B: pertanyaanku, kenapa kau habiskan energimu untuk sesuatu seperti cinta? haruskah mencintai begitu dalam? kalau, pada akhirnya setiap orang menjadi sedih.

A: aku sangat sangat bahagia dengan kehidupanku sekarang. aku bisa tertawa lepas.
B: tertawalah bersama-sama. karena, kesedihan adalah saat kau harus tertawa sendirian.

A: bagaimana rasanya menjadi panutan orang?
B: ...aku lelah. selalu merasa harus menjadi yang terbaik, tanpa cela. menjadi tujuan orang lain adalah beban berat yang aku tanggung karena aku takut mengecewakan orang lain. pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi kalau orang yang kamu jadikan tujuan mengecewakanmu sehingga tujuanmu hilang?

A: ternyata aku enggak sehebat yang aku pikir. ternyata, aku lemah. bodoh banget kalau aku ingin diakui sebagai orang hebat.
B: kamu enggak lemah, kamu cuma lupa meminta tolong.


"...and the hardest part was letting go, not taking part. and the strangest thing was waiting for that bell to ring. it was the strangest start". -Sitta Karina.

Comments

Popular posts from this blog

Mature.

Pepatah berkata, "age doesn't define maturity" Seringkali kita mendengar bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, maka semakin dewasa orang tersebut, tentunya dengan label pengalaman. Namun, bagaimana dengan ungkapan, "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan" ? Kalau ditilik dari pengertiannya, menurut KBBI, dewasa adalah mencapai usia akil baligh, yaitu bukan anak-anak maupun remaja. Menurut agama, dewasa adalah jika seorang perempuan sudah mengalami menstruasi, sedangkan pria sudah mengalami mimpi basah. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa dewasa adalah seseorang yang sudah mencapai usia biologis yang matang. Dalam konteks ini, tentu orang yang termasuk dalam kategori tersebut adalah orang yang sudah mengalami usia rata-rata diatas 21 tahun. Jika orang tua sudah hampir pasti dikatakan dewasa, bagaimana halnya dengan segelintir kasus orangtua menelantarkan anaknya, kumpulan orang bermain judi, bahkan pejabat yang haus akan uang rakyat? Apakah pemikiran yang sar...
———————— ———————— ———————— ———————— "kalau sayang gak harus memiliki, apa memiliki  harus sayang?"

but how?

"Gue capek jadi nomor kesekian dalam hidup lo. Lo kayak punya dunia sendiri. Kayaknya cuma gue yang usaha ngertiin lo, Gy. Cuma gue yang usaha buat kita berdua. Dari pertama kita jadian, gue selalu berusaha ngejar dunia lo. Tapi lo bukan cuma lari, lo tuh terbang. Dan lo suka lupa, gue masih di Bumi. Kaki gue masih di tanah. Gimana kita bisa terus jalan kalo tempat kita berpijak aja beda." --Perahu Kertas, Dee Lestari.