Skip to main content

i just don't know.

dari semua hal yang bisa aku pahami sampai saat ini, aku hanya bisa berkutat di pikiran itu. pikiran yang tidak berujung, tidak ada batas akhir. jika Tuhan tahu aku tidak bisa mengatasi cobaan-Nya, kenapa aku harus tetap menerimanya? pikiran kalian seharusnya tidak sekosong itu. sehampa itu. kalian lebih menghargai hasil akhir, bukan proses ku untuk menggapainya.


bagaimana kita bisa tahu kapan waktunya untuk menyerah, dan kapan waktunya untuk bertahan? aku tidak tahu. apakah ini yang dinamakan menyerah? barangkali betul begitu. tapi dalam apa yang disebut menyerah, saya terus bertahan. saya tidak tahu. tapi hidup yang tahu. yang belum saya pahami, mengapa harus sesakit ini rasanya?


Comments

Popular posts from this blog

Mature.

Pepatah berkata, "age doesn't define maturity" Seringkali kita mendengar bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, maka semakin dewasa orang tersebut, tentunya dengan label pengalaman. Namun, bagaimana dengan ungkapan, "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan" ? Kalau ditilik dari pengertiannya, menurut KBBI, dewasa adalah mencapai usia akil baligh, yaitu bukan anak-anak maupun remaja. Menurut agama, dewasa adalah jika seorang perempuan sudah mengalami menstruasi, sedangkan pria sudah mengalami mimpi basah. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa dewasa adalah seseorang yang sudah mencapai usia biologis yang matang. Dalam konteks ini, tentu orang yang termasuk dalam kategori tersebut adalah orang yang sudah mengalami usia rata-rata diatas 21 tahun. Jika orang tua sudah hampir pasti dikatakan dewasa, bagaimana halnya dengan segelintir kasus orangtua menelantarkan anaknya, kumpulan orang bermain judi, bahkan pejabat yang haus akan uang rakyat? Apakah pemikiran yang sar...
———————— ———————— ———————— ———————— "kalau sayang gak harus memiliki, apa memiliki  harus sayang?"

but how?

"Gue capek jadi nomor kesekian dalam hidup lo. Lo kayak punya dunia sendiri. Kayaknya cuma gue yang usaha ngertiin lo, Gy. Cuma gue yang usaha buat kita berdua. Dari pertama kita jadian, gue selalu berusaha ngejar dunia lo. Tapi lo bukan cuma lari, lo tuh terbang. Dan lo suka lupa, gue masih di Bumi. Kaki gue masih di tanah. Gimana kita bisa terus jalan kalo tempat kita berpijak aja beda." --Perahu Kertas, Dee Lestari.